Humas Setda Kota Depok
Press Release
Sabtu, 22 Desember 2012
Walikota Depok H Nur Mahmudi Isma’il menjadi
narasumber dalam Festival Perempuan dan Pangan, dalam rangka Hari Ibu yang
digelar di Taman Lapangan Banteng Jakarta Selatan, Sabtu (22/12). Beragam
kegiatan juga digelar dalam festival yang dimotori oleh Yayasan KEHATI (Keanekaragaman
Hayati Indonesia), seperti penanaman pohon, pojok konsultasi gratis (konsultasi
kesehatan dan gizi, kesehatan tulang, dan pangan lokal), pertanian kesehatan,
pengolahan pangan lokal, dan makanan bayi sehat, juga pengolahan sarapan sehat
oleh chef dari hotel bintang lima Jakarta. Selain pojok konsultasi, ada pula
sarasehan pangan dengan beberapa narasumber, seperti Ir Gayatri (Badan
Ketahanan Pangan Kementan), Rosalina Pulubuhu (PT Kedai Balitaku), dra
Ambarwati (Roti & Kue Sehat ‘Arum Ayu’), Dr Erna Cipta (RS Rumah Sehat
Terpadu-Dompet Dhuafa), dan Ida Farida (Pertanian Sehat).
Dalam festival yang mengusung tema “Perempuan
Berperan Besar dalam Ketahanan Pangan, Gizi, dan Kesehatan”, Walikota
memaparkan materi tentang Tantangan dalam
Mengembangkan Kebijakan Diversifikasi Pangan Lokal di Kota Depok. Direktur
Yayasan KEHATI, MS Sembiring mengatakan Indonesia punya keragaman paangan
sangat tinggi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untu bahan pangan. “Perempuan merupakan kunci untuk pelestarian keragaman
sumber pangan dan kesehatan keluarga” kata Sembiring.
Dalam kesempatan itu, Walikota juga memaparkan tentang sejarah dan 4 mazhab
One Day No Rice (ODNR). “ODNR
dilatari dengan rusaknya pola makan Indonesia dan karena bangsa kita yang
mengecilkan sumber-sumber pangan lokal. ODNR hadir untuk menyikapi dan merubah
pola makan kita, bukan untuk melarang atau menghentikan produksi padi, tapi
untuk mengajak mengurangi konsumsi padi dan beralih kepada karbohidrat lokal
lainnya, seperti singkong, ubi, jagung, kentang, dan masih banyak lagi” papar
Walikota yang juga mengajak jangan hanya ODNR saja, tapi juga berusaha untuk
makan nasi satu kali saja dalam sehari, selebihnya (2x) makan karbohidrat lokal
non padi, seperti yang dilakukan Vietnam dan Thailand.
“Bangun dan sempurnakan makanan karbohidrat lokal non padi, bukan hanya
kembalikan pangan saja, itulah definisi ODNR” tutur Walikota yang sudah tidak
makan nasi selama 1 tahun lebih dan terus memberi contoh dalam memvariasikan
menu lokal non padi.
Menanggapi program ODNR, Pembina Dompet Dhu’afa Parni Hadi, mengatakan
sangat mendukung penuh program tersebut karena ODNR adalah memiliki manfaat multidimensi.
“Tidak makan nasi tidak merugikan dan tidak akan mengurangi asupan gizi” kata
Parni yang tidak hanya akan terapkan ODNR saja, karena ia juga sering tidak
makan nasi dan telah terbiasa selama 7 tahun tidak makan nasi selama di Jerman.
Senada, Sembiring juga mengatakan ODNR merupakan satu program yang inovatif
dan cerdas, konkrit dan baik, serta patut
dicontoh. “ODNR adalah model yang patut dicontoh oleh seluruh bangsa kita
karena kreatif untuk tambah sehat, ekonomi lebih baik karena tidak tergantung dengan
satu sumber pangan saja. Dengan ODNR,
kita juga bisa lebih kreatif dalam mengolah makanan” kata Sembiring yang akan
mencoba terapkan ODNR dan menambahkan ODNR harus didukung kita semua bukan
Walikota Depok saja. (ols)