Cegah Penularan Penyakit Kaki Gajah
(Filariasis atau Elephantiasis)
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau
Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk,
parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka
berkembanglah menjadi penyakit tersebut. Penyakit ini bersifat menahun (kronis)
dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi
penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari. Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat
pada wilayah tropis. Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat
penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan
Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara
Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).
Penularan Penyakit Kaki Gajah:
Penyakit
ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah
tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan
ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau
menghisap darah orang tersebut. Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis
dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia,
Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat
cepat.
Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah
Seseorang
yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak,
dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan
perkembangannya.
Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
- Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
- Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah
lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
- Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit
yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis).
- Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar
getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
- Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat
agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah
Penyakit
kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai
saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya
muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama beberapa
jam saja (nocturnal periodicity). Selain itu, berbagai methode
pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki gajah. Diantaranya
ialah dengan system yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode
konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan. Metode
pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO
adalah dengan jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah
sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan
cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun,
tidak harus dimalam hari.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah
Dietilkarbamasin
{diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik
untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan
mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat.
Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi
samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan
obat simtomatik.
Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.
Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.
Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga sekitarnya.
Pemberantasan
nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai
penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting
untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.
Di
Kota Depok pertama kali dilaporkan kasus
filariasis pada tahun 2001 di Kelurahan Grogol dan Kecamatan Limo sebanyak 1
orang, pada tahun berikutnya dilaporkan adanya kasus yang sama pada beberapa
kelurahan lainnya. Tahun 2004 ditemukan 12 sampel positif mengandung
microfilaria, tahun 2005 ditemukan 11 sampel positif microfilaria. Sampai tahun
2011 telah dilaporkan 45 kasus kronis filariasis yang tersebar hampir diseluruh
wilayah Kota Depok.
Evaluasi
Pengobatan Masal Filariasis :
Setelah
Kota Depok melaksanakan Pengobatan Masal Filariasis dilakukan survey evaluasi
pengobatan yang tujuannya adalah mengetahui prevalensi (mikrofilariarate) dan
denitas (kepadatan) microfilaria setelah dilakukan pengobatan masal, yaitu
dilakukan survey darah jari serta tes antigen/antibody pada anak usia 6-10
tahun, hasil yang diharapkan adalah hasil SDJ: Mf rate , 1 % dan hasil tes
antigen/antibody pada anak usia 6-10 tahun tidak ada yang positif.
(Sumber
Radar Depok)
MARI
KITA SUKSESKAN PROGRAM POMPF (PEMBERIAN OBAT MASAL PENCEGAHAN FILARIASIS ) DI
KOTA DEPOK TAHUN 2012 ADALAH TAHUN KE-5 PELAKSANAAN PENGOBATAN MASAL YANG AKAN
DILAKSANAKAN SERENTAK DI SELURUH WILAYAH KOTA DEPOK HARI SABTU, 8 DESEMBER 2012 PUKUL: 16.00 WIB. (wg)