Siaran Pers
Humas dan Protokol
Setda Kota Depok
Selasa, 22 Oktober
2013
Para Pembina dari SD dan SMP di
Kota Depok mengikuti Kursus Pembina Mahir Lanjutan yang dibuka oleh Wakil
Walikota Depok KH. Idris Abdul Somad, MA pada Senin Sore (21/10), di Mes TNI AU
Cimanggis.
Pembina merupakan sebutan untuk
guru Pramuka/ Kakak Pengajar, dan Pembimbing suatu kegiatan Pramuka di sekolah.
Para Pembina ini diberikan pelatihan,
pembekalan ilmu, dan segala hal yang dapat menambah pengetahuan mereka, untuk
diterapkan kembali saat menjadi Pembina Pramuka bagi adik-adik di sekolah.
Nantinya ilmu yang didapat akan
diajarkan kembali kepada anak-anak didiknya. Kegiatan Kepramukaan merupakan
kegiatan positif yang baik bagi anak sekolah. Pramuka merupakan kegiatan
menyenangkan, yang mengajarkan kedisiplinan, ketangguhan, kecintaan pada tanah
air (nasionalisme), Patriotisme, kebersamaan, kerjasama, ketangguhan,
kemandirian, dan pendidikan informal yang tidak didapat sepenuhnya dari mata pelajaran
pokok.
Waki Walikota, KH. Idris Abdul
Somad, MA mengatakan ” Pendidikan formal terbatas pada ruang lingkup sekolah, terbatas
ruang – ruang kelas. Penanaman nilai-nilai
normative, terbatas dari sisi pengetahuan,
sedangkan Pramuka dapat bersinergi untuk mengajarkan pendidikan informal, dapat
melalui kegiatan kegiatan menarik, yang menimbulkan ketertarikan dan tantangan
bagi anak-anak didik. Penerapan kurikulum 2013, disinergikan dari kegiatan ini.
Kegiatan ekskul, seperti rohis, dan yang
lainnya, sangat baik untuk pilihan bagi anak-anak disekolah, dan menanamkan
nilai-nilai positif dan bagian dari karakter building. Pramuka yang
terintegrasi dengan pendidikan formal merupakan suatu keharusan, tidak
disarankan berjalan sendiri-sendiri. Dari sisi yuridis, Pramuka merupakan organisasi
masyarakat yang ada di dalam undang-undang. Oleh karena itu harus difasilitasi
dan dimasukan kedalam kegiatan pemerintahan, melalui Disporaparsenbud, dan Kebangpol,
baik dalam sebuah kegiatan muapun dalam bentuk materi, “tuturnya
“Harapannya tidak sekedar rutinitas
saja, tetapi juga outcome yang dihasilkan dapat dirasakan dalam masyarakat,
tidak sekedar output, tetapi diharapkan akan menghasilkan dominasi warga yang
berkarakter, untuk meminimalisasi warga
yang tidak berkarakter (berbuat kejahatan),”tutup Idris. (Endang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar