Siaran Pers
Humas Protokol Setda Kota Depok
Rabu, 13 Nopember 2013
Bertempat di aula lantai 5 Balaikota
Depok, Sosialisasi Hasil Sensus Pertanian 2013 (Angka Pertanian) Kota Depok,
dibuka oleh Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il dengan mengucap basmallah,
Rabu (13/11). Sosialisasi dihadiri oleh Kepala BPS Kota Depok, Asisten
Ekbangsos, Dinas Pertanian, Dewan Ketahanan Pangan, OPD, dan Perwakilan
Kecamatan serta Kelurahan. Walikota mengatakan bahwa sensus berarti dihitung
secara keseluruhan dan dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Untuk itu, semua
warga Depok yang mempunyai usaha pertanian wajib lapor kepada BPS, himbau
Pemimpin Kota Belimbing.
Nantinya, akan ada lagi 2 agenda yang
akan dilakukan, yaitu pada bulan November-Desember, akan ada pencacahan survey
pendapatan rumah tangga yang usahanya dibidang pertanian dan pencacahan
struktur ongkos produksi komoditi pertanian pada bulan mei-oktober 2014
mendatang. Sebagai aparat, setelah dilakukan survey kita harus memikirkan
kegiatan pertanian apa yang harus dilakukan agar menarik dan atraktif, yaitu
kegiatannya memberi manfaat pada pelakunya. “Kita harus melakukan intervensi
agar masyarakat suka berproduksi dan tidak lagi impor. BPS membantu kita untuk
memberikan data dan saran, kita lah yang berbuat, kita bisa identifikasi dari
data-data tersebut, tentang kegiatan apa yang akan dilakukan yang dapat
menggairahkan petani” tutur Walikota.
“Sebagai lembaga publik, kita harus
berpikir kreatif, berinteraksi, dan mempertajam pengetahuan sehingga dapat
menambah/membuat kegiatan intervensi yang dapat menggairahkan pertanian di Kota
Depok. Seperti hlnya usaha jus belimbing/lidah buaya di Kota Depok, yang saat
ini kekurangan bahan dasar. Kita bisa mengintervensi warga yang belum memiliki
pekerjaan untuk menjadi petani belimbing/lidah buaya dan dihubungkan dengan
pengusahanya, sehingga pertanian meningkat, warga yang menganggur berkurang,
dan pelaku usaha tetap bisa produksi tanpa harus membeli bahan dari luar Depok.
Cari cara seefektif dan semenarik mungkin untuk mengintervensi. Tidak ada
kegiatan pertanian didunia tanpa ada intervensi/bantuan dari pemerintah” tutur
Walikota.
Intervensi lain yang telah kita
lakukan adalah dengan mengubah pola makan, yang biasa makan nasi 3x sehari
menjadi 1x makan nasi dan 2x makan jagung. Hal tersebut setelah bekerjasama
dengan BPS, ternyata dapat menurunkan garis kemiskinan, tanpa harus merubah
pendapatan. Dengan begitu maka MDG’s akan terselesaikan. Saat ini, kita juga
sedang menggelorakan upaya mengubah pola bantuan raskin menjadi bantuan pangan
lokal/sehat/sejahtera, yang alokasi dana raskin bisa untuk menumbuhkan bahan
pangan lokal sehingga tidak lagi impor, tutup Pemimpin kota Depok.
Kepala BPS Kota Depok Tata
Djumantara mengatakan pelaksanaan sensus ini dilakukan secara bertahap, yaitu
pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan
pendataan rinci melalui survei pendapatan rumah tangga usaha pertanian pada bulan
November 2013 dan survey struktur ongkos komoditas pertanian strategis dalam
setiap subsektor pertanian pada bulan Mei-Oktober 2014.
Angka sementara usaha pertanian di
Kota Depok Tahun 2013, untuk rumah tangga usaha pertanian sebanyak 9.884,
perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 19, dan 5 usaha pertanian lainnya.
(olas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar