Siaran Pers
Humas
Protokol Setda Kota Depok
Rabu, 30
Oktober 2013
Hari Kamis, 31 Oktober 2013, Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il
akan menerima penghargaan Walikota Teladan dalam Gerakan Diversifikasi Pangan
Tahun 2013. Penghargaan tersebut akan diberikan secara langsung oleh Presiden
Republik Indonesia dalam acara puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
XXXIII yang akan dilaksanakan di Lapangan TVRI, Kota Padang, Sumatera Barat.
Penghargaan yang juga diberikan kepada empat (4) kepala daerah lainnya, yaitu
Walikota Payakumbuh, Walikota Kendari, Bupati Wonogiri, dan Bupati Maluku
Tenggara adalah berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4815/Kpts/OT.160/10/2013
tanggal 25 Oktober tentang Penerima Penghargaan Gerakan Diversifikasi Pangan
dalam rangka Hari Pangan Sedunia XXXIII tahun 2013.
Penghargaan ini merupakan bentuk upaya yang dilakukan oleh Kementerian
Pertanian RI dalam rangka meningkatkan motivasi dan partisipasi daerah untuk
percepatan diversifikasi pangan. Pemerintah menilai, bahwa Walikota Depok, H.
Nur Mahmudi Isma’il layak mendapatkan penghargaan ini atas ikhtiarnya melalui
gerakan One Day No Rice (ODNR) dan
langkah-langkah strategis lainnya dalam upaya melakukan revolusi mind set masyarakat Indonesia untuk
dapat mengurangi konsumsi beras dan terigu, serta terus membangun kembali rasa
cinta terhadap budaya makan pangan lokal nusantara. Hal ini merupakan bentuk
nyata dari upaya sosialisasi dan advokasi yang dilakukan secara masif oleh Walikota Depok, sebagai tindak lanjut
dari Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Berbasis Pangan Lokal.
Berbagai langkah riil yang masih terus dilakukan oleh Walikota Depok
antara lain berupa kerjasama dan partisipasi aktif dengan seluruh komponen bangsa
ini dalam pengembangan pangan lokal, seperti yang telah terjalin dengan
beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian
Bogor, dan Universitas Jember. Adapun pemerintah daerah yang telah menjalin
nota kesepahaman dengan Pemerintah Kota Depok antara lain Kabupaten Bogor,
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kota Tebing Tinggi,
Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Kepulauan Selayar, Kota
Kendari, Provinsi Sulsel, dan lain-lain. Tidak hanya itu, institusi seperti PT
PLN (Persero) Depok, Kodim 0508 Depok, PT Medifarma, dan beberapa hotel,
restoran dan rumah makan yang ada di Kota Depok seperti Bumi Wiyata, Mang
Kabayan, Bebek Tik Tok, Wisma Hijau, Graha Insan Cita, RM H. Thohir, dan
lain-lain telah menjadi pionir sekaligus pelaku aktif dalam upaya mendorong
ketahanan pangan yang ada di Kota Depok, dengan terus mensosialisasikan gerakan
ODNR di tempatnya masing-masing.
Sosialisasi di berbagai media lokal, nasional, bahkan internasional
juga menjadi langkah yang diambil oleh Walikota Depok untuk terus menyuarakan
gerakan ini, di samping memenuhi berbagai permintaan narasumber dari seluruh
wilayah Indonesia, termasuk menjadi narasumber tingkat nasional, seperti yang
dilakukan oleh Kemenko Perekonomian dan Kementerian Pertanian dalam beragam
event yang membahas tema sentral ketahanan pangan nasional.
Sebagai salah satu contoh dan juga bentuk apresiasi Pemerintah dalam
rangkaian Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-33 tahun 2013 yang mengambil tema
“Optimalisasi Sumber Daya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian
Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat”, Walikota Depok mendapatkan kehormatan
untuk menjadi narasumber dalam rangkaian peringatan tersebut yang telah
berlangsung pada tanggal 21 Oktober 2013 yang lalu. Walikota Depok
berkesempatan untuk menyampaikan materi yang berjudul “One Day No Rice, Optimalisasi Kemandirian Pangan Berbasis Potensi
Lokal”. Orang nomor satu di Kota Depok ini berharap agar seluruh masyarakat
dapat terbuka wawasannya akan pola konsumsi pangan yang sehat dan beragam.
Indonesia merupakan negara yang kaya, dengan 77 jenis karbohidrat yang bisa
dihasilkan di bumi nusantara ini. Tidak hanya itu, terdapat 228 jenis sayuran,
389 jenis buah-buahan, 26 jenis kacang-kacangan yang biasa dimakan, 31 macam
rimpang yang berkasiat, serta 75 jenis sumber minyak/lemak. Hal ini merupakan
bukti nyata bahwa Indonesia adalah negara terbesar nomor 2 di dunia yang
memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity).
Tema Peringatan HPS tahun 2013 ini juga sejalan dengan tema FAO yaitu:
“Sustainable Food Systems for Food
Security and Nutrition”. Keprihatinan terhadap kondisi global menjadi
perhatian yang sangat serius dari seluruh dunia. Sebagaimana dikutip dari
Majalah Tempo edisi 28 Oktober-3 November 2013, bahwa PBB memproyeksikan pada
tahun 2050 populasi penduduk dunia mencapai lebih dari 9 miliar jiwa dimana
dibutuhkan tambahan pangan sebesar 70 persen dibandingkan saat ini. Kondisi
dunia saat ini menjadi sangat mengkhawatirkan di saat pemanasan global,
konversi lahan, dan tingginya harga bahan bakar fosil menjadi beberapa
permasalahan kronis yang harus dihadapi disamping persoalan kelangkaan pangan
dan kebutuhan yang terus meningkat tersebut.
Di Indonesia sendiri, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada 2050
mencapai sekitar 308 juta jiwa. Pertumbuhan tersebut berimplikasi pada
meningkatnya kebutuhan pangan penduduk. Kondisi ini terus dikampanyekan oleh
Walikota Depok dengan mengajak masyarakat agar aware terhadap kondisi dunia saat ini. Jika penduduk Indonesia yang
saat ini berjumlah 240 juta jiwa dengan secara sadar dan ikhlas mempraktikkan
gerakan One Day No Rice dengan Pola
1:2, artinya 1 kali makan nasi beras, dan 2 kali makan pangan lokal dalam
sehari, maka Indonesia akan memiliki cadangan pangan sebesar 22 juta ton beras
padi atau ekuivalen dengan Rp. 161 trilyun dalam setahun. Indonesia tidak perlu
impor beras lagi, bahkan Indonesia mampu menjadi negara adidaya dengan surplus
berasnya yang dapat disumbangkan kepada negara-negara yang masih terancam
kelaparan, atau bahkan diperdagangkan di dunia internasional sehingga bernilai
ekonomis. Perlu diketahui, berdasarkan data BPS 2013, bahwa saat ini masih ada
28,59 juta orang (11,66%) masyarakat Indonesia yang tergolong miskin, dan salah
satu indikator yang menyebabkan kemiskinan menjadi tinggi adalah komoditi beras
yang menyumbang sebesar 33,38 persen terhadap garis kemiskinan, diikuti dengan
rokok sebesar 8,23 persen, dan komoditi makanan lainnya yang berjumlah 52 jenis.
Hal ini menggambarkan, di saat masyarakat Indonesia mampu merevolusi mind set nya untuk menerapkan One Day No Rice, maka akan berpengaruh positif
terhadap penurunan persentase angka kemiskinan hingga mencapai 2%.
Hal ini merupakan beberapa hal yang terus disosialisasikan dan dipropagandakan
oleh Walikota Depok, sehingga pada akhirnya ketahanan pangan Indonesia mampu
menjadi pondasi yang kuat dalam mewujudkan kedaulatan nasional dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Walikota Depok dalam setiap kesempatan
terus mengingatkan, bahwa One Day No Rice
adalah gerakan membangun kembali dan menyempurnakan budaya makan aneka pangan
lokal menuju Indonesia Sehat dan Sejahtera. (ffs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar