Rabu, 26 Juni 2013

Depok Akan Canangkan Kota Ramah Lansia Tahun Depan

Siaran Pers
Humas Protokol Setda Kota Depok
Selasa, 25 Juni 2013

Kota Depok menjadi salah satu kota yang ikut dinilai oleh peneliti  Survey METER dan Center for Ageing Studies, Universitas Indonesia tentang kesesuaiannya memenuhi kreteria Kota Ramah Lanjut Usia WHO.  Pada thun 2002 WHO mengeluarkan pedoman kota ramah lanjut usia (Age Fieldly Cities giudeline) merespon dua fenomena demografi, jumlah penduduk lanjut usia yang meningkat pesat dan urbanisasi yang tinggi, yang mengglobal.  Check list pedoman WHO ini mencakup 8 dimensi yaitu: Gedung dan Ruang Terbuka, Transportasi, Perumahan, Partisipasi Sosial, Penghormatan dan Keterlibatan Sosial, Partisipasi Sipil dan Pekerjaan, Komunikasi dan Informasi, Dukungan Masyarakat dan Kesehatan.

Check list  delapan dimensi kota ramah lansia yang dibuat WHO ini sangat komprehensif memperhatikan semua asfek ligkungan yang mensupport kehidupan seseorang, sehingga sesunggunya jika telah memenuhi indikator-indikator tersebut, bukan hanya menjadikan satu tempat ramah untuk lanjut usia saja, tetapi menjadi ramah untuk semua kelompok umur dan kelompok rentan lainnya termasuk anak-anak, kaum defabel dan juga perempuan. Misalnya trotoar bebas hambatan meningkatkan mobilitas dan kemandirian orang cacat muda dan tua, ibu hamil dan perempuan termasuk anak.

Penuaan merupakan suatu proses alami dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, sosial secara bertahap. Namun demikian, dibandingkan kelompok usia lainnya, lanjut usia memiliki kelebihan dalam hal keahlian, pengalaman, jaringan, kearifan dan waktu yang bisa di kembangkan dan diberdayakan sehingga tetap merupakan aset bagi keluarga dan komunitas dalam bidang ekonomi maupun sosial. Adanya lingkungan fisik, infrastuktur, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup seperti yang diisyaratkan oleh delapan dimensi kota ramah lanjut usia, WHO akan mendukung terciptanya lanjut usia sehat, aktif dalam bidang sosial dan juga ekonomi serta sejahtera dan bahagia.

Secara keseluruhan studi yang dilakukan pada bulan Januari-maret 2013 ini, melaksanakan kegiatan studinya di 14 kota besar dan kota kecil di Indonesia yaitu Kota Medan, Kota Payakumbuh, Kota Mataram, Kota Denpasar, Kota Jakarta Pusat, Kota Depok, Kota Yogyakarta, Kota Solo, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Makasar, Kota Balikpapan, Kota Semarang dan Kota Bandung. Dalam studi ini, wawancara dilakukan kepada 2.100 orang laki-laki dan perempuan, kelompok umur  pralanjut Usia  dan lanjut Usia yang tersebar di 14 kota tersebut. Disamping itu tim juga mewawancarai SKPD terkait dengan 8 dimensi Kota Ramah Lanjut Usia dan 140 kelurahan lokasi survei. Studi kualitatif tentang praktik terbaik di 6 kota ikut memperkaya studi ini.

Studi yang menggunakan 95 daftar indikator penting kota ramah lanjut usia WHO ini selain mendokumentasikan penilaian masyarakat, SKPD, kelurahan dan obersrvasi pewawancara  tentang kesuaian kota atas indikator-indikator kota ramah lansia WHO juga mendokumentasikan pratek terbaik dari usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintahdan berbagai pemangku kebijakan lainnya dalam mewujudkan Kota Ramah Lansia. Output dari studi adalah data dasar tentang penilaian kota ramah lansia dalam bentuk diskriptif dan indeks total dan setiap dimensi. Hasil studi ini diharapkan bisa membantu memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam membuat kebijakan menciptakan Kota Ramah Lansia tahun 2030.

Hasil studi ini memperlihakan tingkat kesuaian kota Depok memenuhi kriteria kota ramah  lanjut usia  WHO 41.6%,  hampir sama dengan keadaan umumnya di 14 kota Indonesia yang baru mencapai 42.9%. Dimensi kota ramah lanjut usia yang terdepan di kota Depok adalah Komunikasi dan Informasi 57% dan Dukungan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan 55%. Kedua  dimensi ini  sedikit lebih baik ibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum di 14 Kota. Dimensi Kota Ramah lanjut usia yang masih kurang di Kota Depok dan juga di Indonesia pada umumnya adalah partisipasi  sipil dan pekerjaan (10%), gedung dan ruang terbuka (32%) dan perumahan (34%).

Srategi  menuju kota ramah lanjut usia 2030 , dapat dimulai dengan membenahi indikator yang  pencapaiannya rendah, tidak memerlukan banyak dana dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Hasil studi ini mensupply  assesmen, data, rekomendasi  yang diperluan untuk perencanaan  menuju kota ramah  lanjut usia  2030. Namun diatas segalanya diperlukan komitmen dari pemerintahan kota dan pemangku kepentingan lainnya untuk  bisa menggapai kota Depok menjadi ramah lanjut usia 2030.  Mari bersama-sama kita ujudkan Kota Depok Sebagai Kota Ramah Lanjut Usia 2030.

Wakil Walikota Depok dalam sambutan dan pengarahannya setelah pemaparan hasil studi di Kontor Walikota Depok, Selasa (25/6) siang, menyatakan aparatur perlu mendukung program Kota ramah lanjut usia 2030 sehingga tidak ada nantinya lansia yang “berkeliaran” di jalan-jalan tetapi Lanjut Usia adanya di taman bersantai dengan para cucu.  Program kota ramah lansia akan disinergikan dengan program kota layak anak dan kota sehat.  Di Kota Depok, akan dicanangkan Kota Ramah Lansia pada tahun 2014, karena Depok sudah memiliki konsep dan program untuk Kota Ramah Lansia. Kota Depok merupakan salah satu dari 4 kota besar di Indonesia yang akan menjadi percontohan kota ramah lansia pada 2014 mendatang” tutur Wakil Walikota. (H.O.A.C/olas)   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar