Senin, 29 Juli 2013

Butuh Kesadaran, Kebersamaan, dan Kepedulian Untuk Menangani Masalah Sampah

Siaran Pers
Humas dan Protokol Setda Kota Depok
Senin, 29 Juli 2013



Wakil Walikota Depok H. M Idris Abdul Shomad meluangkan waktu sejenak untuk bertandang ke Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) yang beralamat di Jl. Makam No. 96, Kp. Pitara Rt. 01/13 Pancoran Mas, Depok. Disana, Wakil Walikota disambut oleh Penasehat WPL Bapak Baron beserta para ibu yang juga mitra dari WPL. Terlihat hadir pula disana Camat Pancoran Mas dan BLh Kota Depok.
Kehadiran Wakil Kota Depok di WPL adalah untuk mensaksikan perkenalan logo baru WPL yang memiliki slogan bank sampah unggulan. Saat presentasi tentang logo barunya, Baron mengatakan, setiap orang setiap hari menghasilkan sampah dalam berbagai aktivitasnya. Secara tidak disadari, sampah terus terbuang dan tidak pernah terpikirkan untuk mengelolanya agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar kita memerlukan kepedulian yang didukung manajemen dan teknologi yang sederhana dan tepat guna. WPL hadir untuk mengajak warga Depok untuk merubah pola pikir dan membangun kesadaran dalam mengelola sampah.

“Bank sampah unggulan karena kami melakukan 3R secara kreatif dalam menangani sampah. Selain itu, kami juga melakukan edukasi secara rutin. WPL bukan hanya sekedar lapak yang mengumpulkan sampah lalu dijual ke pengepul, tetapi juga sebagai pusat industri kreatif, karena awalnya WPL bukan bank sampah terlebih dahulu, tetapi recycle dari bekas kemasan-kemasan yang dibentuk menjadi barang-barang yang bermanfaat. “Semoga WPL bisa terus berkembang dan bermanfaat bagi seluruh warga Depok” harap Baron yang berharap nantinya akan ada 1 pusat industri kreatif WPL disetiap kelurahan.

Wakil Walikota mengatakan bahwa sampah adalah bagian dari hidup kita. Data 2010, warga di Kota Depok menghasilkan sampah 4250 meter kubik per hari, namun kemampun Pemkot untuk mengangkat sampah tersebut baru sekitar 1500an, atau sekitar 37 %, yang alhamdulillah kini telah meningkat. Sisa sampah yang tidak terangkut, biasanya dibuang ke kali atau dibakar oleh warga. Padahal, membakar sampah itu dilarang dan bisa terkena pidana. “Masalah sampah bukan masalah pribadi saja, seperti yang tersirat dalam al qur’an; kerusakan dibumi terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli, salah satunya tidak peduli dengan sampah. Untuk menangani masalah sampah, sangat dibutuhkan kesadaran, kebersamaan, dan kepedulian. Semoga kehadiran WPL dapat turut menyadarkan masyarakat dan membudayakan masyarakat sehingga bisa memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai. Bila seluruh masyarakat seirama, maka akan timbul semangat dan akan hadir industri-industri kreatif yang berbahan dasar sampah” tutur Wakil Kota Belimbing sekaligus berharap, semoga WPL tidak hanya mendorng industri kreatif saja, tetapi juga bisa mendorong mencegah kerusakan karena ulah manusia.   
 (olas)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar