Kamis, 24 Oktober 2013

Makanan Khas Kendari Berbasis Non Beras Akan Segera Hadir di Depok

Siaran Pers
Humas Protokol Setda Kota Depok
Kamis, 24 Oktober 2013

Bertempat diruang kerjanya, dilantai 2 Gedung Balaikota, Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il menerima kedatangan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Kendari, Ir. Nismawati Msi, Kamis (24/10) pagi. Kedatangan Nismawati dalam rangka kunjungan kerja terkait dengan gerakan pangan non beras dan terigu. Walikota menjelaskan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk melihat kondisi kota Depok dan langkah-langkah dalam upaya meyakinkan rumah makan yang ada di Depok yang telah menerima, menyediakan, dan memasarkan produk non beras. Hal itu dilakukan karena mereka akan membawa pengusaha Kendari untuk membuka industri yang akan menyajikan makanan khas Kendari, seperti sinonggi, kapurung, kampuse, dan masih banyak lagi, yang semuanya berbasis pada sagu, singkong, dan jagung.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Kendari, Nismawati sempat menceritakan tentang awal mula ide tersebut berasal. “Ide tersebut muncul saat Walikota Depok berkunjung ke Kendari saat Harganas, dan kami menyajikan makanan khas kami yang terbuat dari non beras. Disana kami melihat bahwa Walikota Depok sangat tertarik hingga akhirnya terjadi kesepakatan untuk menjalin hubungan kerjasama/MoU antara Walikota Depok dan Walikota Kendari. Kedatangan kami kesini untuk melihat kemungkinan tempat untuk membuka restoran pangan non beras khas Kendari di Kota Depok” jelas Nismawati.

Kami juga terisnpirasi dengan gerakan ODNR yang digagas oleh kota Depok, sehingga kami disana juga mengawalinya dimulai dari PNS setiap hari Senin. Walikota Kendari juga membuat himbauan kepada masyarakat untuk makan nasi sekali saja dalam sehari. Alhamdulillah, masyarakat disana sangat merespon dengan cepat dan positif tentang himbauan dari Walikota Kendari. Hal tersebut dikarenakan kami telah melakukan sosialisasi, baik tentang pangan lokal itu sendiri sampai dengan kandungan gizinya. Selain itu, makan Sinonggi telah menjadi budaya disana, karena Sinonggi merupakan makanan khas beberapa suku daerah di Sulawesih Tenggara. Sinonggi berbahan utama dari sagu dan sudah bisa dijumpai di beberapa rumah makan dan restoran di Kendari.


Nismawati melanjutkan, gerakan ODNR merupakan gerakan yang bagus, sebagai upaya mengembangkan pangan lokal. Apalagi sekarang sudah banyak lahan sawah yang dialihkan fungsinya untuk gedung perumahan dan perkantoran. Selain itu, dengan gerakan ini juga dapat menjaga, melestarikan, dan membesarkan makanan-makanan tradisoinal/khas daerah yang berbahan dasar non beras. Seperti halnya sinonggi, yang bahan bakunya melimpah, karena tanaman sagu banyak di kembangkan oleh masyarakat daerah ini. Di Kendarii, konsumsi berasnya terbilang rendah, yaitu 87 kg/kapita/th, hal itu disebabkan karena sumber pangan lokal yang terus dikembangkan dan makanan khas yang membudaya/ belum luntur. Ayo kita terus kembangkan dan populerkan pangan lokal berbasis non beras, ajak Nismawati. (olas)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar