Senin, 20 Januari 2014

Wakil Walikota Depok Hadiri Rapat Koordinasi Penanggulangan Banjir di Pos Pemantauan Katulampa

Siaran Pers
Humas dan Protokol Setda Kota Depok
Senin, 20 Januari 2014



Senin, (20/1) Wakil Walikota Depok KH. Idris Abdul Somad, MA menhgadiri rapat koordinasi penanggulangan banjir, di Posko Pemantauan Katulampa, Bogor. Hadir dalam rakor ini Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Dirjen Kemen PU, Bupati Bekasi, Walikota Bekasi, Walikota Bogor, dan Bupati Bogor. Rakor ini untuk membahas penanggulangan banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta. Wilayah disekitarnya, sebagai daerah penyangga, diajak rapat untuk bekerjasama, dan mencari solusi bersama. Pembahasan Struktural, Non struktural, dan kultural.

Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan mengatakan " bukan saatnya membahas banjir disaat banjir, namun kita harus mencari solusi dan penanggulangan untuk kedepannya".

Usai rapat, mengasilkan beberapa hal (rencana), yang akan ditindaklanjuti, diantaranya: - Akan dibangun dua waduk, di hulu, yaitu waduk Ciawi, dan Waduk Sukamahi.- Terkait pembebasan lahan, DKI Jakarta akan menanggung, namun masih menunggu persetujuan dari DPRD DKI Jakarta.- Akan dilakukan pengelolaahan, dan pembenahan setu-setu sekitar 83 di bogor, dan setu di wilayah Depok .- Akan akan ada usulan untuk diterbitkan Permen PU terkait penyerah kelolaan setu dari Pusat kepada daerah.- Terkait rencana pembangunan terowongan, masih menunggu persertujuan Tanggerang.Terkait penertiban vila di Bogor, akan digunakan sebagai lahan produktif untuk pertanian, agar menjadi resapan air hujan. (Sumber Dirjen PU )

Sementara itu Wakil Walikota Depok KH. Idris Abdul Somad, MA mengatakan " pada rakor ini, terkait Depok, dibahas dalam sifat yang nonstruktural. Kita memohon Menteri PU mengeluarkan Permen terkait serah kelola, dan swa kelola daerah. Sehingga jika ada dana hibah, bantuan, dan csr, kita mempunyai wewenang mengelola setu berdasarkan Permen tersebut. Namun kami baru melakukan rakor yang sifatnya merupakan usulan. Rakor terkait  dua daerah penyangga, untuk mengurangi aliran air ciliwung ke Jakarta, melalui pembangunan ke 2 waduk tersebut, dan hal-hal lain yang telah disebutkan tadi.Depok dalam 5 tahun kedepan harus dapat mengurangi 513 meter kubik air yang tumpah ke Ciliwung, dengan cara membuat resapan, sumur imbuhan, penertiban bangunan liar, demi untuk mengurangi air yang tumpah ke Ciliwung.Rakor tersebut memang tidak secara definitif membicarakan  Depok.Gubernur Jawa Barat pun mengatakan "Rakor ini, tidak  membicarakan waduk di Depok karena itu, bukan pemecahan masalah." Bogor akan dibuat waduk Sukamahi sekitar 34 hektar , dan waduk Ciawi sekitar 117 hektar. Dan rencana pembangunan terowongan 1 km, dengan diameter 6-8 meter , kedalaman kira kira 30 meter. Tidak menggangu, tidak akan tumpah ke masyarakat", namun masih menunggu persetujuan Pemda setempat.( Tanggerang)Jika langkah-langkah tersebut dilakukan dengan baik dan benar, sudah diperhitungkan dengan matang, diperkirakan dapat mengurangi 40-50 meter kubik debit air.Terkait serah kelola dan swa kelola, Jika nantinya sudah keluar Pemern maka dapat diajukan  ke pusat untuk pengelolaan setu di Depok, dapat juga kerjasama dengan DKI, dapat melalui dana hibah, dana csr dari perusahaan.Pengelolaan setu jika dikelola dengan baik, dapat menjadi unsur wisata, dan dapat meningkatkan ekonomi rakyat.Rakor tersebut dilakukan  untuk mengurangi debit air Ciliwung. Untuk penanganan banjir lebih maksimal, masih harus membutuhkan dukungan dalam hal kultural, dalam hal ini adalah sikap masyarakat, yang tertib, termasuk tidak membuang sampah sembarangan" tuturnya. (Endang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar