Rabu, 19 Februari 2014

Edukasi Agrowisata Belimbing Bersama Pelajar



Siaran Pers
Humas dan Protokol Setda Kota Depok
Rabu, 19 Februari 2014


Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il bertandang ke Kali Licin Kel. Pancoran Mas Kec. Pancoran Mas. Disana, Pemimpin Kota Belimbing melihat 15 siswa dari SDN Rangkapan Jaya yang sedang asik menerima pengetahuan dari Ketua Kelompok Tani Agrowisata Belimbing Bapak Nanang. Terlihat pula ada Camat Pancoran Mas, Kadis Pertanian Kota Depok, serda Dinas Pendidikan yang mendampingi para siswa. Rupanya, para siswa sedang melaksanakan edukasi agrowisata belimbing dengan berkunjung langsung ke lokasi, Rabu (19/2).

Nanang sangat senang atas antusias siswa yang memiliki banyak pertanyaan dan mudah mencerna jawaban yang diberikan. “Anak-anak ini sangat semangat sekali. Saya tadi menjelaskan tentang buah belimbing, dari mualai menanam, membungkus, masa panen, hingga memetiknya. Tak lupa, saya juga menjelaskan tentang manfaat dari belimbing ini” ujarnya.

Orang pertama di Depok juga sempat turut bergabung mendengarkan penjelasan dari Nanang. Walikota juga kembali menginformasikan bahwa belimbing ini memiliki kandungan vitamin C yang bagus, memiliki banyak serat yang dapat menyehatkan tubuh, dan setahun bisa memetik hasilnya 3-4 kali. Walikota juga menjelaskan tentang pertanyaan siswa tentang okulasi dan alasan belimbing dijadikan icon kota Depok .

Ini merupakan suatu proses yang panjang, melalui diskusi dan komparasi hasil-hasil yang dilakukan di kota Depok. Apakah ikan hias, apakah tanaman hias, kemudian jambu biji dan belimbing. Ternyata yang memiliki keunikan dan yang hasilnya merata, kemudian hasil yang cukup tinggi dan berdampak pada kesehatan masyarakat, adalah belimbing. Belimbing Depok yang disebut sebagai belimbing dewa dan belimbing dewi. Belimbing ini memiliki rasa yangmanis, ukuran yang besar, warna yang unik serta memberikan manfaat bagi kesehatan. Sehingga diputuskan, belimbing menjadi icon kota Depok.  Seluruh kecamatan di Kota Depok memiliki tanaman ini, cerita Pemimpin kota Belimbing.

Walikota mengatakan bahwa belimbing di kota Depok semakin lama, telah menjadi perhatian bagi semua pihak. Baik itu para konsumen, maupun para petani-petani yang sudah mulai profesional. Jadi kita harus perhatikan, bahwa mereka-mereka yang sudah pernah kita latih, justru semakin intensif melakukan usaha dibidang belimbing ini. Namun, secara komulatif, kita merasakan bahwa ada kecendrungan pengurangan total lahan yang ditanami belimbing karena desekan perekonomian yang terkait dengan masalah alih fungsi yang terkait dengan kebutuhan rumah/domestik mereka.

Masalah mencegah dari perubahan pemanfaatan itu,  memang pemerintah agak kesulitan terkait dengan masalah hak milik dari pekarangan yang saat ini bukan masuk dalam kawasan irigasi. Tapi kalau irigasi, kita bisa mencegah untuk tidak mengalihfungsikannya. Namun, pemkot terus memfasilitasi mereka para pelaku  petani yang alhamdulillah pengurangan itu hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu saja, yang memang mereka sedang terdesak oleh kepentingan perekonomian dan kehidupan mereka. 

“Buktinya adalah kelompok-kelompok tani saat ini merasakan bahwa produktivitas per pohon mereka dan per satuan luas lahan mereka semakin tinggi. Yang awalnya hanya 170 kg/pohon/th.  Saat ini, mereka bisa mencapai 250 kg/pohon/th.  Bahkan, untuk pelaku-pelaku yang profesional seperti Bapak Nanang,  dengan 1 pohon yang berusia 5 tahun, bisa menghasilkan sekitar  1 ton/pohon/th.  Berarti, pendapat minimal Pa Nanang adalah 6 juta dari 1 pohon. Sehingga, bila 1 hektar bisa ditanam 280 pohon, maka bisa dibayangkan berapa milyar mereka mengantongi dari bertani belimbing ini” tutur Walikota yang juga sempat melihat keruang pengepakan belimbing sebelum dipasarkan. (olas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar